Keberhasilan Sawah Surjan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kabupaten Kulon Progo. Sebagai solusi, model pengelolaan pertanian ini memberikan manfaat yang besar bagi petani setempat. Dengan sistem ini petani tidak hanya memperoleh panen padi, namun juga hasil panen dari tanaman lain.
Tidak mengherankan jika pertanian unik ini diabadikan oleh Pemerintah. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 362/M/2019 tentang Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Sawah Surjan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda.
Lantas seperti apa sistem pertanian Sawah Surjan yang telah terbukti berhasil tersebut? Simak ulasan berikut dan dapatkan informasinya!
Mengenal Sawah Surjan
Sudah sejak masa lalu masyarakat Kulon Progo menerapkan sistem pertanian Surjan. Sistem ini masih digunakan hingga kini sebab memberikan bukti keberhasilan.
Pengelolaan dengan sistem ini termasuk cukup unik. Sebab pengelolaan ini berasal dari kebiasaan masyarakat. Bukan sistem pengelolaan yang berasal dari daerah lain. Sehingga selain lebih sesuai dengan kondisi geografi, juga lebih mencerminkan kearifan lokal.
Sistem Sawah Surjan sebenarnya merupakan proses adaptasi masyarakat setempat terhadap keadaan lingkungannya. Keadaan alam Kulon Progo masa lalu merupakan daerah yang didominasi oleh rawa. Maka dalam teknik pengolahan tanah pun perlu disesuaikan agar tanaman bisa tumbuh maksimal.
Dari berbagai cara bertani yang telah dicoba, Sawah Surjan pun ditetapkan sebagai cara yang cocok. Sebuah sistem pertanian yang memberi bisa dimaksimalkan untuk berbagai macam jenis tanaman.
Dengan demikian Sawah Surjan dapat dipahami sebagai sistem pertanian yang menanam banyak jenis tanaman dalam satu lahan pertanian. Tetapi cara menanamnya diatur, yakni antara lahan tanaman padi satu dan yang lain dipisah dengan lahan kecil yang sering ditanami palawija.
Pola selang seling antara lahan tanaman padi dan palawija inilah yang akhirnya membentuk garis-garis. Dan jika dilihat dari udara, seakan sistem pertanian ini membuat pola yang ada pada Surjan. Sebuah baju tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat Jawa.
Keunggulan Sawah Surjan
Sebagai sistem pertanian yang masih diterapkan dan terbukti berhasil, tentu ada keunggulan dari Sawah Surjan. Dan berikut beberapa keunggulannya:
1. Pengontrol Hama Alami
Dalam mengelola lahan pertanian, hama menjadi musuh utama yang sering menyebabkan kerugian. Dimana tanpa penanganan yang baik, pertumbuhan hama pun akan tidak terkontrol.
Namun dengan sistem pertanian Sawah Surjan, seakan hama menjadi terkontrol secara alami. Hal itu disebabkan adanya jarak antara satu jenis tanaman. Selain itu tanaman palawija pun seakan menjadi benteng pergerakan hama, khususnya yang sering menyerang tanaman padi.
2. Hasil Panen Beragam
Biasanya untuk mendapatkan hasil panen maksimal, petani perlu mengupayakan variasi sistem pertanian. Namun dengan sistem pertanian Sawah Surjan, seakan harapan itu langsung terjawab.
Sebab dari segi pertumbuhan tanaman, dengan sistem ini seakan pertumbuhan menjadi lebih maksimal. Adanya tanaman palawija yang cenderung berada di tempat lebih tinggi membuat tanaman padi aman dari angin. Dimana padi rebah lah yang juga sering membawa kerugian.
Selain itu hasil panen menjadi lebih beragam dengan sistem pertanian ini. Dalam sekali panen, petani tidak hanya akan mendapatkan tanaman padi, namun juga dari tanaman lain. Baik itu dari jenis palawija maupun pisang. Tergantung apa yang ditanam oleh petani sebagai selingan tanaman padi.
3. Solusi Drainase Buruk
Alasan mengapa masyarakat Kulon Progo mengembangkan Sawah Surjan karena keadaan lingkungan. Kondisi sungai yang sering banjir membuat daerah itu lebih didominasi oleh daerah rawa.
Dalam dunia pertanian, terlalu banyak air maupun kekurangan air sama-sama buruk. Selain akan mengacau kesuburan tanah, hal itu juga akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Namun dengan sawah surjan, hal itu bisa diatasi.
Sawah Surjan memungkinkan petani menanam tanaman sesuai kecenderungannya. Tanaman padi yang lebih membutuhkan air akan ditanam pada lahan yang rendah. Sedangkan tanaman palawija akan ditanam pada lahan yang tinggi.
Dengan demikian meski tidak menggunakan pupuk kalsium, tanah akan tetap subur. Sebab air tidak akan tergenang dalam satu lahan. Namun hanya akan tergenang pada lahan yang hanya ditanami tanaman padi.
Nah itulah beberapa keunggulan dari Sawah Surjan. Sebuah metode pertanian unik yang khas dengan daerah Kulon Progo. Sebuah metode pertanian yang hingga kini masih diterapkan di beberapa wilayah seperti Kokap, Hargorejo dan beberapa wilayah lain.
Penuh Makna Filosofi
Sebagai sistem pertanian yang berhasil, tentu sawah surjan memiliki peminat dalam penerapannya. Namun jika ingin menerapkan sistem ini, para petani perlu memahami tips Sawah Surjan dalam pengelolaan idealnya.
Sebab untuk berhasil menerapkan sistem ini tidak akan langsung jadi hanya dengan memberi pupuk KCL cair. Dimana masyarakat Kulon Progo telah telaten memaksimalkan dedikasinya sehingga lahirlah sistem pertanian ini.
Dari ketelatenan itulah nama Sawah Surjan dipilih. Sebuah nama yang memiliki makna filosofi tersendiri. Makna yang meski lekat dengan masyarakat Jawa, namun maknanya bisa diterima oleh semua orang.
Sawah Surjan terdiri dari gabungan dua kata. Sawah yang berarti tempat mengolah lahan dan mengelola tanaman. Dan Surjan yang memiliki arti sebagai pakaian khas lelaki Jawa yang indah sebab motif lurik maupun batiknya.
Dengan demikian makna dari Sawah Surjan dapat dipahami sawah yang ditanami dengan berbagai jenis tanaman yang bergaris. Aneka ragam tanaman tersebut akan menghasilkan berbagai buah dan bunga yang berwarna. Saat akan panen, tentu beragamnya warna tanaman akan indah saat dipandang.
Tentu saja, lelahnya usaha para petani akan terbayarkan. Tidak hanya dengan beragamnya warna yang indah dari tanaman, namun juga hasil yang beragam.
Nah begitulah sekelumit ulasan mengenai Sawah Surjan. Sebuah metode pertanian unik yang berasal dari Kabupaten Kulon Progo. Selain Sawah Surjan, tentu masih banyak metode pertanian lain yang bisa diterapkan untuk maksimalnya hasil pertanian.